KEJUJURAN, KEPENTINGAN (kebutuhan), DAN INTEGRITAS

Kejujuran di negeri Indonesia, hal yang langka tetapi dibutuhkan oleh masyarakat. Tetapi kejujuran baru teruji mempunyai nilainya jika berhadapan dengan kepentingan (kebutuhan), contohnya jika dia berkecukupan dan mapan dalam ekonomi dan menemukan uang sebanyak seratus ribu rupiah di jalan, maka dengan kejujurannya dia tidak akan mengambilnya untuk dirinya sendiri, lain kata, jika dia membutuhkan uang sebanyak sepuluh ribu rupiah dan dia belum makan selama tiga hari kemudian dia melihat uang dua puluh ribu rupiah jatuh dari kantung orang lain, maka dapat dipastikan dia akan mengambil uang tersebut untuk membeli sebungkus nasi atau dia dengan integritasnya tidak akan mengambil uang tersebut untuk dirinya.

Anomali antara kejujuran dan kepentingan (kebutuhan) memberikan suatu nilai integritas bagi diri seseorang.

Jika dia jujur dan berbenturan dengan kepentingan yang membuat dia tidak menjadi jujur, selanjutnya dia menjadi tidak jujur, maka disebut dengan tidak berintegritas.

Jika dia jujur dan berbenturan dengan kepentingan yang membuat dia tidak menjadi jujur, selanjutnya dia menjadi tetap jujur, maka disebut dengan berintegritas, yakni mempunyai potensi dan kemampuan untuk menunjukkan kesatuan antara hati dan nafsu.

Walaupun begitu, ada suatu fenomena bahwa selamanya manusia adalah tetap bersifat manusiawi. Tidak semuanya manusia itu menjadi integritas, tetapi semua manusia dapat diharapkan untuk berintegritas, karena sesungguhnya manusia itu mempunyai kecenderungan untuk menjadi manusia yang lebih baik, justru keadaan berupa kepentingan (kebutuhan) yang membuat manusia menjadi tidak berintegritas.

Fenomena tidak berintegritasnya manusia secara normal, biasa disebabkan oleh kepentingan (kebutuhan) dasarnya yang tidak terpenuhi dengan baik atau tidak adanya jaminan, jika manusia ini berkiblat kepada hal yang duniawi. Lain kata jika manusia ini berkiblat kepada hal yang akhirat yang berpandangan bahwa kepentingan (kebutuhan) di dunianya yang tidak terpenuhi akan dapat dipenuhi di akhirat.

Tetapi manusia tidak sepenuhnya diharapkan berkiblat kepada hal akhirat.

Berbicara hal kenegaraan dan kepemerintahan. Apakah suatu kewajiban untuk negara atau pemerintah untuk memenuhi kepentingan (kebutuhan) dasar dari pegawai negeri agar menjadi manusia yang berintegritas?

Jawaban ini bersandar dari pengertian bahwa manusia itu dilahirkan untuk dilayani dan melayani.

Jika pegawai negeri itu hanya diharapkan untuk melayani (mengabdi) kepada rakyat tanpa dilihat bahwa pegawai negeri itu juga menginginkan untuk dilayani dalam hal dilayani kepentingan (kebutuhan) standarnya sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya, maka hal ini dapat dikatakan suatu penzaliman kepada pegawai negeri.

Dengan kata sederhananya adalah kenaikan gaji pegawai negeri  hanya mengikut dan mengekor kepada kenaikan inflasi.

Apakah hal demikian yang diinginkan oleh negara untuk agar pegawai negeri yang berintegritas, tetapi kepentingan (kebutuhan) standarnya sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya tidak terpenuhi, alias gaji rata-rata air di atas inflasi?

Jawabannya adalah negara dan pemerintah wajib untuk memenuhi kepentingan (kebutuhan) standar yang sesuai dengan beban dan tanggung jawab dari pegawai negeri tersebut. Jika kepentingan (kebutuhan) tersebut telah terjamin, maka negara dan pemerintah bisa mengharapkan integritas dari setiap pegawai negeri. Bukan dalam artian semua pegawai negeri, karena tidak selamanya satu keranjang tomat semuanya diharapkan baik, pasti ada beberap yang busuk, dengan kata lain OKNUM.

Artian kata dari kamus:

ju.jur
[a] (1) lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); (2) tidak curang (msl dl permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku): mereka itulah orang-orang yg — dan disegani; (3) tulus; ikhlas
[n] uang yg diberikan oleh pengantin laki-laki kpd calon mertuanya

 ke.pen.ting.an
[n] (1) keperluan; kebutuhan: mendahulukan ~ umum; (2) interes

 in.teg.ri.tas
[n] mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran

 (sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/kepentingan, diakses hari Jum’at tanggal 17 Juni 2011 pukul 14.22 WIB)

 

0 Tanggapan to “KEJUJURAN, KEPENTINGAN (kebutuhan), DAN INTEGRITAS”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar




Jumlah Pengunjung

  • 349.234 pengunjung

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 12 pelanggan lain

Top Rating